BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Praktek
Sebagai negara
dengan jumlah penduduk yang besar, wilayah yang besar dan tersebar di puluhan
ribu pulau, ditambah lagi dengan potensi yang belum dimanfaatkan secara
optimal,
Indonesia harus mampu memenuhi
kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri. Pengalaman dari berbagai negara, membuktikan
bahwa apabila pemenuhan kebutuhan pangan sangat tergantung kepada pasokan dari
luar negeri (impor) maka kondisi sosial dan politik menjadi sangat rawan bahkan
mampu menimbulkan disintegrasi bangsa.
Alat dan mesin
pertanian (alsintan) memiliki peranan penting dalam kegiatan usahatani untuk
memberikan mutu hasil yang lebihbaik dan dilakukan dengan lebih efisien dan
efektif. Dalam kegiatan pengolahan tanah, alsin traktor roda 2 maupun roda 4 dapat
berkontribusi dalam upaya peningkatan intensitas pertanaman di berbagai ekologi
lahan. Selain itu melalui pemanfaatan alsintan akan mendukung upaya pemecahan masalah
kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah.
Dalam rangka
mempertahankan swasembada beras berkelanjutan, maka pemerintah juga berkomitmen
dalam pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014. Salah satu strategi
peningkatan produksi adalah penyempurnaan manajemen teknis yang diantaranya
adalah percepatan pengolahan tanah dan penanaman secara serentak.
Kondisi sosial
ekonomi masyarakat di pedesaan yang berbedabeda serta mahalnya harga alsintan,
menimbulkan beragamnya proses kepemilikan alsintan oleh petani baik secara
pribadi maupun kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah
kembali menggulirkan program bantuan alat dan mesin pertanian berupa traktor
roda 2, traktor roda 4 dan pompa air melalui sumber dana APBN Tahun Anggaran
2012.
Pengolahan tanah
merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau lahan yang
siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap
pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman
yang ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai
dengan keinginan. Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan
keinginan maka perlu perlakuan yang khusus pula yaitu diantaranya menggunakan
peralatan yang mendukung atas penanaman yang akan kita lakukan, berbeda tanaman
yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau lahan pun sedikit
berbeda.
Dengan memandang
pentingnya hal-hal yang diatas maka perlunya mengetahui atau mencari data dalam
pengolahan tanah atau lahan yang baik agar tercapainya hasil panen yang sesuai
dengan keinginan petani, maka dari itulah salah satu yang bisa mendukung dalam
mendapatkan data yang diperlukan dalam pengolahan tanah atau lahan yaitu
melalui kegiatan praktek lapangan yang berkaitan dengan ALSINTAN.
B.
Tujuan
Praktek
1.
Untuk memanfaatkan
lahan yang tidak digunakan menjadi lahan yang produktif.
2.
Untuk menambah
pengetahuan bagi mahasiswa yang belum terlalu banyak menggunakan alat dan mesin
pengolahan tanah(ALSINTAN).
3.
Memperdalam ilmu
pengolahan tanah untuk diterapkan dimasyarakat.
4.
Untuk mencari data
tentang kerja alat/mesin yang dipraktekkan.
5.
Sebagai salah satu
syarat kelulusan matakuliah ALSINTAN.
C.
Manfaat
Praktek
1.
Praktek ini diharapkan
dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai menambah ilmu dalam bidang keahlian.
2.
Dengan adanya praktek
ini diharapkan hasil atau data yang
dilaporkan dapat berguna bagi penilitian yang sedang berkembang.
3.
Diharapkan data atau
hasil yang didapat dapat berguna bagi masyarakat khususnya para petani.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Cangkul
Dan Sabit (mattock and sickle)
1.
Cangkul
Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat
pertanian tradisional yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan
pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun untuk meratakan tanah.
Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerja-kerja menggali
yang ringan di kebun ataupun di sawah.
Alat ini merupakan
elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul
dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan
gabungan dari bawak
dan pacul itu sendiri. Bawak merupakan bagian kepala atau bagian atas dari
cangkul. Sedangkan pada bagian landepan atau bagian bawahnya sering kita sebut
dengan pacul juga. Pada bagian kepala terdapat lubang yang berfungsi untuk
dipasangi garan pacul atau sering disebut doran.
Dengan dipasangnya doran akan mempermudah dalam menggunakan alat cangkul ini.
Cangkul, dalam
keseharian pasti sudah tidak asing lagi dengan peralatan yang satu ini, mari
kita bahas tentang pengertian cangkul. Yang dimaksud cangkul
adalah alat tradisional yang dipakai oleh para petani untuk menggali atau
meratakan tanah, sampai sekarang cangkul masih digunakan untuk kerja menggali
maupun pekerjaan lain disawah juga diladang. Sedangkan untuk kerja-kerja yang lebih
berat biasanya dikerjakan dengan bantuan peralatan berat.
Gagang cangkul terbuat
dari kayu, sedangkan untuk mata cangkul dibuat dari lempengan besi tipis
berbentuk beliung, ada beberapa macam cangkul menurut bentuk mata cangkulnya,
ada yang bermata lebar dan ada juga yang matanya berbentuk kecil tetapi agak
tebal, cangkul seperti ini biasanya digunakan untuk area ladang/tegal.
2. Sabit
Gambar . Sabit
Arit atau
sabit adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung yang
digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi, jagung
bahkan alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari
lengkungan berbentuk tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses
memotong dengan cara mengiris bagian bawah tanaman yang dipotong dengan cara
mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu tangan, atau ketika untuk
mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain biasanya
memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari
besi baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit
atau sabit ini terbuat dari kayu yang disebut garan (pegangan arit).
Dengan di pasangnya garan ini akan memudahkan dalam penggunaannya sekaligus
lebih mudah untuk dibawa.
1. Tenaga Penggerak Motor Traktor Tangan
Jenis tenaga penggerak yang
sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor
bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp,
dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan
empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar
posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh
keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan.
Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu
juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan
untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.
2. Kerangka
dan Transmisi (Penerus Tenaga) Traktor Tangan
Kerangka
berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian
traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan
beberapa buah baut pengencang. Mengoperasikan Tarktor Roda Dua 12 Transmisi
berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully,
belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.
Tenaga dari motor
berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling utama.
Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk menggerakkan
poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga
berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO
tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary. Kopling utama
dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka
tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan
berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan.
Di samping
kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah gigi
persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan melalui
tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran
gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan
akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya
apabila kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat bergerak maju-mundur
dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan
sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu;
roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell). Roda ban berfungsi
untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur
agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak
merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada
roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada
saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah
basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga
dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda
disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan
berpengaruh terhadap lajunya traktor.
Setiap traktor
tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan standar samping. Standar samping
khusus digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda dilakukan satu persatu.
Pelepasan roda dari poros dilakukan dengan cara melepas mur-baut dan atau pena
penyambung.
Setelah roda
dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini tidak
boleh terbalik. Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke depan.
Untuk roda besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda apung,
sisi roda bawah tidak boleh menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda tidak
boleh terbalik antara roda kiri dan kanan.
Poros roda
traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros
yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar olah implemen. Pemasangan
roda yang cukup lebar juga akan menjaga keseimbangan traktor, terutama apabila
digunakan pada lahan yang miring. Sedang lubang yang ada di poros digunakan
untuk tempat pena, sehingga menjamin roda tidak akan slip atau lepas pada saat
pengoperasian.
3. Tuas
Kendali/Kontrol Traktor Tangan
Tuas kendali
adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk
mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali. Namun
begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih
berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor
yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor
menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan traktor
menjadi terbatas.
3.a. Tuas persneleng utama traktor tangan
Tuas persneleng
utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng, sehingga
perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat
diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2
kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan
yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:
- Kecepatan satu untuk membajak tanah
dengan mesin rotary
- Kecepatan dua untuk membajak tanah
dengan bajak singkal/piringan
- Kecepatan tiga untuk membajak tanah
sawah yang tergenang
- Kecepatan empat untuk berjalan di
jalan biasa
- Kecepatan lima dan enam untuk menarik
trailer/gerobak
- Mundur satu digunakan pada saat
operator berjalan
- Mundur dua digunakan pada saat
operator naik di trailer/gerobak
3.b. Tuas persneleng cepat lambat traktor tangan
Tuas ini tidak
selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3 kecepatan maju
dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas
persneleng cepat lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan
mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik
trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, kemungkinan salah dalam
memilih posisi persneleng bisa dikurangi.
3.c. Tuas kopling utama traktor tangan
Tuas kopling
utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada
posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng.
Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan
ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan
tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
3.d. Tuas persneleng mesin rotary traktor tangan
Tuas persneleng
mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada
dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan
halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada
posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga
diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung).
3.e. Tuas persneleng kemudi
Ada dua buah
tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di sebelah
kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan
dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi
persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan
berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila
kopling kiri ditekan.
3.f. Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi
merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang
kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor. Meskipun sudah ada tuas
kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu
dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada
saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu
operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil
pengolahan tanah bisa lebih dalam.
3.g. Tuas gas traktor tangan
Tuas gas traktor
dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk
mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila
posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
3.h. Tombol lampu dan bel traktor
tangan
Kadang-kadang
traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol
bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol
lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai
sumber arus listrik.
3.i. Tuas penyangga depan
Tuas ini
dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan.
Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga
traktor. Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan
berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan
penyangga.
4. Memeriksa
Traktor Tangan Sebelum Dioperasikan
Pemeriksaan
Traktor tangan merupakan bagian dari persiapan traktor sebelum dioperasikan.
Pemeriksaan traktor sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya
pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, sehingga
penanganannya tidak terlalu sulit. Ada beberapa hal dari bagian traktor yang
perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu:
a). Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
Semua mur-baut
dan pengikat yang lain harus diperiksa. Jika dibiarkan kendur akan mengakibatkan
kerusakan yang lebih berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas atau patah.
b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
Ketegangan
V-belt harus tepat. Belt yang dipakai cukup lama akan mengembang sehingga belt
akan kendur. Belt yang kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu
kencang akan mudah rusak dan menghambat putaran mesin.
c). Memeriksa bahan bakar
Tangki harus
terisi cukup bahan bakar. Tangki yang kosong akan mengakibatkan udara masuk ke
saluran bahan bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki yang dibiarkan
kosong pada saat traktor disimpan akan mengakibatkan terjadinya pengembunan.
Lama kelamaan air hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung di dalam
tangki. Apabila air ini masuk ke dalam ruang pembakaran akan dapat merusak
motor. Pemeriksaan bahan bakar dapat dilihat dari selang penduga yang berada di
samping tangki bahan bakar.
d). Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
Jenis traktor
yang biasa digunakan adalah motor diesel. Bahan-bakar yang masuk ke dalam ruang
pembakaran harus betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan menyumbat
lubang nozel. Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa pada mangkuk gelas.
Untuk memeriksa elemen saringan, kran bahan bakar harus ditutup terlebih
dahulu, sebelum membuka mangkuk gelas.
e). Memeriksa saringan udara
Traktor biasa
bekerja di lahan yang penuh debu, sehingga udara yang dihisap motor relatif
kotor. Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat menyaring udara
dengan sempurna. Saringan udara traktor tangan banyak yang menggunakan tipe
basah. Saringan dibuka dan diperiksa kebersihan saringan kawat serta ketinggian
permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa sistem pendingin
Biasanya motor
traktor menggunakan sistem pendingin air sebagai pendingin, baik tipe radiator
maupun kondesor. Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator.
g). Memeriksa tuas kendali/kontrol
Seluruh tuas
kendali/kontrol harus beroperasi dengan baik. Dengan beroperasinya tuas kontrol
dengan baik, operator dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada beberapa tuas
kontrol yang bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling utama, rem, kopling
kemudi, dan gas.
h). Memeriksa tekanan ban
Tekanan ban
harus standart (16,5 psi). Tidak boleh terlalu keras atau kempes. Tekanan kedua
ban juga harus sama.
i) Memeriksa sistem pelumasan
Bagian-bagian
yang bergesekan, perlu diberi pelumas, agar tidak timbul gesekan dan panas. Ada
beberapa bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu :
Bagian dalam
motor. Oli motor ditampung dalam karter, dan dapat diperiksa dengan tongkat
penduga. Cukup tidaknya dan kotor tidaknya oli perlu diperiksa. Gigi transmisi.
Sama dengan oli motor, oli gigi transmisi juga perlu diperiksa.
Kabel kopling
kemudi. Periksa kondisi kawat yang ada pada kabel kopling, jangan sampai kering
atau bahkan berkarat. Agar tidak berkarat dan lengket perlu dilumasi dengan oli
SAE 30/40 Bagian lain dari traktor yang bergesekan, seperti jari kopling dan
cam/pengait kopling utama. Untuk mencegah keausan, perlu dilumasi dengan oli
SAE 30/40
j). Memeriksa implemen
Implemen yang
akan dioperasikan harus betul-betul siap. Kelengkapan implemen perlu diperiksa.
Implemen yang bergerak, perlu diberi pelumas.
k). Persiapan peralatan tangan
Peralatan tangan
yang sering dipakai, terutama yang digunakan untuk mengoperasikan implemen,
harus dibawa. Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi tempat
peralatan tangan tersebut. Tempat peralatan biasanya dibagian atas traktor.
C. Bajak singkal (mold board plow)
Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang
mata bajak (share). Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan
membaliknya. Singkal merupakan bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal
itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan dilembutkan. Jenis tanah yang
berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda utuk mencapai tingkat
kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas
yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam,
pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi
tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa tunggul jerami serta dapat
digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan dengan sisa-sisa
jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal untuk
lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.
Tipe singkal untuk lahan
bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada sisi atasnya.
Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan
dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di
lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun
lamanya. Bajak berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian
atasnya sedikit lebih rendah dari pada yang dimili singkal serba guna. Singkal
ini dirancang untuk melempar lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi
lapisan tanah dari alur sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan
untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal
Bajak singkal ditujukan
untuk pemecahan segala jeni tanah dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta
penutupan sisa sisa tanaman.
Bagian
bagian bajak singkal:
1. Telapak bajak
singkal (moldboard plow bottom)
Bagian bajak yang memecah
tanah disebut telapak bajak singkal, bagian ini digunakan untuk memotong,
mengangkat dan membalik tanah. Bagian-bagian yang membentuk mata bajak singkal
adalah mata bajak, sisi tanah dan singkal. Ketiga bagian ini terpasang pada
sepotong logam yang tak beraturan bentuknya yang disebut badan bajak (frog).
Rangka bajak dapat juga dipasang pada badan tersebut.
2.
Singkal (moldboard)
Singkal adalah bagian
bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share). Bagian ini
menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan
bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah,
dihancurkan dan dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal
dengan bentuk yang berbeda utuk mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang
dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas yaitu bajak untuk lahan dengan
tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan kecepatan tinggi. Singkal
serba guna merupakan kombinasi tipe-tipe untuk lahan berumput dan sisa-sisa
tunggul jerami serta dapat digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas
lahan dengan sisa-sisa jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah
daripada singkal untuk lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba
guna.
Tipe singkal untuk
lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada sisi
atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan
dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak
bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di lahan berumput dan di lahan yang
dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun lamanya. Bajak berkecepatan
tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya sedikit lebih rendah dari
pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk melempar
lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur
sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan untuk tempat yang
tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal.
3.
Mata bajak (share)
Mata bajak singkal
ialah sisi yang melaksanakan pemotongan. Bagian-bagian utama mata bajak singkal
adalah, ujung, sayap, sisi pemotong dan sisi samping. Jenis-jenis mata bajak
yang dikenal adalah : yang umum dengan sisi samping, yang terdiri dari dua
bagian dan yang lurus. Yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus dirancang
sedemikian rupa, hingga bila mata bajak itu telah tumpul, lebih ekonomis untuk
mengganti mata bajak itu dengan yang baru daraipada mencoba untuk menajamkan
kembali. Mata bajak besi tuang yang diperkeras dapat ditajamkan kembali dengan
menggerinda.
4.
Sisi tanah (landside)
Sisi samping adalah
bagian bajak yang meluncur sepanjang permukaan dinding alur. Sisi samping ini
membantu meniadakan tekanan samping sisi yang dilakukan oleh potongan alur
terhadap singkal. Juga membantu menstabilkan bajak pada waktu digunakan. Tepi
singkal (shin) adalah bagian tepi pemotong pada sigkal yang terletak tepat
diatas sis samoing.
5.
Ukuran bajak.
Ukuran bajak singkal
adalah ;ebarnya yang dinyatakan dalam inci. Ukuran ditentukan dengan mengukur
jarak dari sayap sampai sisi samping dengan alat pengukur tegak lurus pada sisi
samping. Ukuran0ukuran bajak traktor 10,12,14,16 dan 18 ibci (25,4 35,6 40,6
dan 45,7 cm) Bajak-bajak singkal khusus sebesar 18 dan 29 inch (45,7 dan 50,8
cm).
Tipe-tipe
bajak singkal traktor
1.
Bajak singkal gandengan (trailing moldboard plows)
Bajak traktor tipe
gandengan atau tipe tarikan adalah suatu unit lengkap, didukung oleh dua atau
tiga buah roda bila dipasang pada batang tarik traktor; bajak tipe ini ditarik
di belakang traktor.
2.
Bajak singkal gandengan biasa (regular trailing
plows).
Bajak singkal gandengan
dibangun dalam ukuran-ukuran yang berkisar dari satu sampai lima telapak
singkal. Telapak singkal itu berukuran dari 12 sampai 18 inci ( 30,5 sampai
45,7 cm) namun ukuran yang paling biasa adalah 14 inci (35,6 cm). Bajak singkal
bertelapak 2,3,4,5 dan 6 dapat diperoleh dengan pengangkatan hidraulik. Bajak
singkal gandengan dua arah (two-way trailing plows), Bajak
gandeng ini dinamakan dua arah sebab mempunyai baik telapak kanan maupun kiri
dan oleh sebab itu akan melempar potongan alur ke kanan maupun kekiri operator
bila bajak dibalik pada waktu traktor berputar ke alur berikutnya. Bajak dua
arah digunakan untuk membajak lahan-lahan yang diairi serta dimana diinginkan
membuka tanah tanpa meninggalkan alur mati, seperti lereng-lereng perbukitan,
lahan sengkedan serta lahan yang tak beraturan bentuknya.
3.
Bajak singkal setengah terpasang (semimounted
moldboard plow).
Bajak singkal setengah
terpasang ini memiliki ujung bagian depan yang langsung dihubungkan dengan
traktor dan didukung olehnya. Ujung belakang bajak didukung olah sebuah roda
alur dan roda tanah. Pengangkatan dan penurunan bagian belakang bajak di atas
roda alur dapat dicapai atau dengan sambungan mekanik atau dengan silder
hihraulic terkendali jarak jauh. Ujung depan bajak dinaikan dan diturunkan oleh
sistem sambungan hidraulik traktor. Biasanya tipe bajak ini digandengkan pada
traktor oleh suatu mekanisme kopling cepat.
Bajak singkal terpasang
terpadu (integral-mounted moldboard plows). Bajak terpasang terpadu benar-benar
merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengangkatan
dayanya dan bergantung pada daya mesin traktor untuk pengoperasian umumnya.
Berat bajak keseluruhannya didukung oleh traktor pada waktu diangkat. Kedalaman
pembajakan dalam beberapa hal dikendalikan secara hidraulik, pada contoh yang
lain dengan tuas dan roda pengaman. Jumlah telapak singkal berkisar dari satu
sampai lima, bergantung pada ukuran traktor. Traktor terkecil 8 sampai 10 daya
kuda batang –tarik dapat dilengkapi dengan satu telapak singkal dengan ukuran
12 inchi (30,5 cm). Traktor ukuran sedang membawa 2 singkal sedang traktor
ukuran besar dapat membawa sampai lima telapak singkal.
4.
Bajak singkal terpasang dua arah (two-way-mounted
moldboard plows).
Bajak terpasang dua
arah melakukan tugas yang sama dengan bajak gandengan dua arah. Ada pengaturan
yang berbeda untuk mengubah telapak singkal pembuat alur dari sisi kakanan ke
sisi kiri. Ini dicapai dengan memutar seluruh unit 900 untuk beberapa mata
bajak, dan 1800 untuk bajak yang lain.
5.
Pemecah tengah terpasang terpadu (integral-mounted
middlebreakers).
Di daerah yang
berlaianan pemecah tengah dikenal dengan nama-nama yang berbeda-beda.Ada yang
menamakan pemecah tengah (middle buster) atau pembuat guludan (bedder). Telapak
singkal benar-benarmerupakan bajak sisi kanan dan sisi kiri yang disatukan.
Rancangan
bajak singkal.
Perancangan suatu bajak
yang dapat bekerja dengan memuaskan pada semua kondisi tanah, merupakan suatu
masalah yang tidak pernah terpecahkan secara tuntas, padahal telah lebih banyak
upaya yang dilakukan terhadap penyempurnaan bajak dari pada peralatan pertanian
lainnya. Kualitas persemaian yang dapat disisiapkan bergantung pada penampilan
bajak ini, yang pada gilirannya mempengarhu perkecambahan benih, pertumbuhan
tanaman, serta hasil panen yang akan didapat kemudian. Oleh karena itu
pengusaha perkebunan harus berusaha melakukan pembajakan yang baik. Pembajakan
yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang
bersih bulat seragam.
Butir-butir
utama harus diperhatikan adalah:
- Puncak
paliran (furrow) sedikit bergerigi
- Tanah
harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran
- Masing-masing
paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
- Setiap
paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan
sempurna
- Garis
besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan
- Semua
seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah.
- Paliran
haris sepenuhnya seragam.
- Kedalaman
semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang seragam.
- Alur
buntu harus bebas dari semua seresah
- Jalur
yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam pembajakan
menurut kontur (garis tinggi).
Alat-alat
tambahan bantu bajak singkal.
Telapak bajak singkal
merupakan satu unit kerja tersendiri dan secara luas digunakan tanpa alat-alat
tambahan. Ada sejumlah alat yang dipergunakan sebagai alat bantu dan pelengkap
telapak bajak dalam melaksanakan tugas pembajakan yang baik. Alat-alat tersebut
adalah roda pengukur, pengiris tanah, penyambung, dan alat-alat untuk menutupi
kait kawat terhadap seresah. Ditempat yang tanahnya lunak, roda pengukur
kedalaman diperlukan jika bajak dituntut untuk mempertahankan kedalaman yang
seragam. Roda pengukur dapat dipasang pada balok di depan telapak bajak atau di
samping balok tersebut. Pengiris digunakan untuk memotong tanah paliran dari
lahan dengan meninggalkan dinding yang bersih. Pengiris juga memotong seresah,
sehingga bajak dapat menutup seresah dengan lebih baik.
Roda iris adalah
piringan bulat, pipih, terbuat dari baja yang bagian tepinya dipertajam serta
digantung pada tangkai dan pemikul dari balok. Tepi roda iris dapat rata atau
bergerigi atau bertakik. Roda iris ini dikonstruksikan sedemikan rupa , hingga
dapat diatur naik atau turun sesuai dengan kedalaman yang diinginkan dan ke
samping untuk lebar pemotongan. Tipe roda iris lebih banyak digunakan dari pada
tipe-tpe lain, sebab roda iris ini akan meninggalkan permukaan paliran yang
lain dan juga memotong seresah jauh lebih baik.
Singkal tambahan adalah
sepotong logam kecil dengan bentuk tak beraturan yang mempunyai bentuk mirip
dengan telapak bajak biasa, singkal tambahan merupakan bentuk mini bajak.
Tujuannya adalah untuk membalik langsung potongan paliran kecil seperti pita di
depan telapak bajak utama. Potongan paliran yang kecil ini terpotong dari sisi
kiri dan atas paliran dan dibalik, sehingga seresah di atas tanah terbalik
dengan sempurna dan terpendam dalam pojok- kanan paliran.
D.
Glebek(harraow
rotor)
Setelah
melalui proses pengolahan dengan menggunakan bajak singkal, tanah masih
berbentuk bongkahan besar yang masih harus dilakukan pengolahan tanah lebih
lanjut, tanah yang terbentuk dari pengolahan pertama dengan bajak singkal belum
bisa dilakukan proses penanaman, maka dari itu untuk lebih menghancurkan tanah
atau menggemburkannya perlu pengolahan tanah dengan menggunakan glebek.
Fungsi
dari glebek yaitu menggemburkan tanah dengan sistem pisau atau mata yang melingkar,
traktor akan menarik glebek tersebut kemudian glebek akan berputar dengan
porosnya, mata pisau akan memotong setiap bongkahan besar dari pengolahan
pertama dengan bajak singkal.
Penggunaan
glebek tergantung pada komoditas tanaman yang ingin ditanam, jika proses
penanaman yang memerlukan genangan air yang cukup banyak seperti pada penanaman
komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses penggemburan sebaiknya terlebih
dahulu menggenangkan air dilahan yang akan ditanami, genangan air ini berfungsi
untuk mempercepat proses pengghancuran atau proses penggemburan tanah untuk
dilakukan proses pengolahan tanah selanjutnya, namun jika lahan yang ingin
ditanami berupa sayur atau lahan berupa tanah kering maka tanah tidak perlu
dilakukan penggenangan air.
Tanah
yang telah dilakukan proses penggemburan dengan menggunakan glebek masih harus
dilakukan proses selanjutnya yaitu penggaruan tanah, penggaruan tanah sendiri
berfungsi agar tanah atau lahan lebih rata.
Cara
pemasangan dan pengoperasian glebek pada traktor cukup mudah, yaitu dengan cara
sebagai berikut:
1. Pastikan
traktor telah siap dioperasikan dilahan.
2. Tempatkan
glebek dipengait belakang traktor.
3. Masukkan
penyanggah dilubang yang akan menghubungkan glebek dengan traktor
4. Operasikan
traktor beserta implemennya pada lahan yang ingin diolah
5. Lakukan
berulang-ulang sampai bentuk tanah sesuai dengan yang diinginkan.
6. Jika
telah selesai menggunakan glebek maka lepas kembali penyanggah dari pengait.
E.
Garu(leveller)
Tanah setelah
dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah
tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan
tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua.
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow).
Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih
meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan
benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa
tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
Macam-macam garu
yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah : garu piringan (disk
harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs
tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan khusus (special
harrow).
1.
Garu piringan (disk
harrow)
Pada prinsipnya
peralatan pengolahan tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya
bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan
dan jumlah piringannya.
Garu piringan
mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan
bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan
tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah
pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan,
maka dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar
dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu
piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan.
Seperti bajak
piringan, bagian-bagian utama dari garu piringan terdiri atas: piringan; poros
piringan; penggarak piringan; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda
dukung, apabila sistem penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem
hela (trailing). Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda
alur penstabil.
Beberapa
piringan dari garu piringan dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan
satu poros, rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk
gang). Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian
piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran
tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single
action) dan penggaruan dua aksi (double action).
Didasarkan atas
uraian di atas, garu piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu
aksi (single action two gang disk harrow); garu piringan dua rangkaian
dua aksi (double action two gang disk harrow); garu piringan
empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut tandem (tandem disk harrow).
Untuk jelasnya konstruksi dari bermacam-macam garu piringan dapat dilihat pada gambar.
2.
Garu bergigi paku (spikes
tooth harrow)
Garu bergigi
paku atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum
digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya
terbuat dari kayu dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam
keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak
singkal.
Garu bergigi
paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam,
dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las.
Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya
terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun
berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi
paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang
berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan
posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi
pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan selanjutnya
dipasangkan pada kerangka penguat dari garu tersebut.
Dengan demikian
bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas ;
gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama
digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih
cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk
memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru
tumbuh.
3.
Garu bergigi per (spring
tooth harrow)
Garu bergigi per
ini secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya
gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang
mudah dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang
cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
4.
Garu-garu khusus (special
harrow)
Jenis garu-garu
khusus, biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan
yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan
tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara
intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang
lebih layak.
Penggunaan
garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan
tanah kedua. Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow);
penggemburan tanah (soil surgeon).
5.
Alat penyiang mekanis (cultivator)
Alat penyiang
mekanis sebetulnya bukan termasuk alat penggolah tanah dalam artian untuk
persiapan tanam, tetapi lebih mengarah ke alat pemeliharaan tanaman karena pada
umumnya peralatan ini digunakan setelah kegiatan penanaman dilakukan. Namun
karena arah pemeliharaan tanaman dengan peralatan ini adalah dengan perlakuan
pengolahan tanah, dan dalam arti yang luas penyiangan dapat dilakukan sebelum
dan sesudah tanam. Maka tidak ada salahnya alat penyiang mekanis ini
dibicarakan secara singkat pada pembicaraan alat dan mesin pengolah tanah.
Penggunaan alat
penyiang mekanis ini juga tidak banyak berbeda dengan peralatan pengolah tanah
lainnya. Penyiangan dengan peralatan mekanis bertujuan ; memberantas tanaman pengganggu;
memperbaiki aerasi tanah mempertahankan kadar lengas tanah; memacu kerja mikroorganisme
lebih aktif; mengembangkan penyediaan unsur hara dalam tanah; menggemburkan
tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah.
Ada
bermacam-macam alat penyiang mekanis yang digerakkan di lapangan pertanian mulai
yang kecil yang digunakan dengan tenaga manusia sampai dengan yang besar yang digerakkan
dengan traktor besar dengan kapasitas kerja sampai (30 – 35) ha/hari. Alat
penyiang mekanis yang berukuran besar biasanya terdiri atas tiga bagian, dua
bagian dipasang di samping, masing-masing sisi satu bagian dan satu bagian lagi
dipasang di belakang traktor. Bagian-bagian utama alat penyiang mekanis terdiri
atas:
a.
Mata pendangir (shovel/sweeper),
merupakan bagian yang aktif untuk penyiangan. Yang berbentuk sekop (shovel)
lebih berfungsi untuk menggemburkan tanah, sedang yang berbentuk kaki
bebek/penyapu (sweeper) lebih berfungsi untuk mematikan gulma.
b.
Tangkai pendangir (shank),
berfungsi sebagai tempat pemasangan mata pendangir.
c.
Batang penempatan,
berfungsi sebagai tempat pemasangan tangkai pendangir, jumlahnya tergantung
dari jenis dan ukuran dari peralatan penyiang mekanisnya.
d.
Kerangka
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK
A.
1.
Membersihkan Lahan Baru Dari Tanaman Pengganggu
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Cangkul
-
Sabit
-
Parang
-
Meteran
3. Bahan Yang Digunakan
- Air
minum
- Tali
- Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
- Kotak
P3K
- Sarung
tangan
- Sepatu
boot
- Topi
pelindung
- Masker
(jika perlu)
- Baju
lengan panjang
- Celana
panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
-
Mempersiapkan bahan dan
alat/mesin.
-
Memeriksa kelengkapan
alat/mesin
-
Memeriksa bagian-bagian
alat/mesin
-
Memastikan kondisi
fisik tubuh dalam keadaan baik
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
Pengoperasian cangkul
-
Genggaman cangkul di
pegang sesuai kenyamanan pengguna
-
Cangkul diayunkan.
-
Setelah tanah
tercangkul dengan sempurna angkat dan pindahkan tanah kebagian yang diinginkan.
-
Lakukan hal yang sama
sampai tanah terolah dengan baik.
Pengoperasian sabit
-
Pegang genggaman kayu
dengan tangan kanan atau kiri sesuai kenyamanan saat memegang.
-
Pegang tanaman
pengganggu (jika memungkinkan).
-
Potong bagian paling
bawah dari tanaman penggangu dengan menggunkan sabit
-
Buang atau singkirkan
bagian tanaman pengganggu yang telah terpotong
-
Lakukan hal yang sama
sampai tanaman pengganggu bersih dari lahan.
5.2.2.
Tabulasi
Data/ Pengukuran
-
Panjang lahan = 40m
-
Lebar lahan = (9m + 2m+ 9m)
5.2.3.
Perhitungan
-
Lebar jalan pemisah = 2m
-
Luas lahan kelas B = panjang lahan x lebar lahan
= 40m x 9m
= 360
-
Luas lahan kelas A = panjang lahan x lebar lahan
= 40m x 9m
= 360
5.2.4.
Hasil
-
Total lahan yang telah
dibersihkan = panjang x lebar
-
Total lahan yang telah
dibersihkan = 40m x (9m + 2m+ 9m)
-
Total lahan yang telah
dibersihkan = 800
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Setelah menggunakan
cangkul dan sabit sebaiknya langsung dicuci
-
Periksa bagian yang
sensitif seperti pegangan/ sambungan antara kayu dengan genggaman jika goyang
sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu.
-
Simpan cangkul dan
sabit ditempat yang aman.
B.
1.
Pengolahan tanah pertama (bajak singkal)
2. Alat/ Mesin Yang
Digunakan
-
Taktor tangan (hand
tractor)
-
Bajak singkal
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
-
Air minum
-
Tali
-
Pasak
4. Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
shoe safety/sepatu boot
-
Topi pelindung
-
Masker(jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum
dioperasikan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen
-
Persiapan peralatan tangan
-
Mempersiapkan
bajak singkal dan memasang jika sudah tiba dilahan
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1.
Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang bajak singkal dipengait traktor pada
bagian belakang.
- Tuas kopling utama diposisikan “OFF”
atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan
- Untuk keamanan, semua tuas persneleng
pada posisi netral.
- Buka kran bahan bakar, sehingga
terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
- Gas dibesarkan pada posisi “start”,
sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang
pembakaran.
- Tuas dekompresi ditarik dengan tangan
kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang
pembakaran pada saat engkol diputar.
- Engkol dimasukkan ke poros engkol,
lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat
mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi
dengan indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
- Percepat putaran engkol, sehingga
akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
- Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor
hidup.
- Setelah motor hidup, engkol akan
terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait
engkol yang miring.
- Geser posisi tuas gas pada posisi
“idle” atau stasioner
- Hidupkan motor tanpa beban kurang
lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik
- Traktor siap untuk dioperasikan
- Tempatkan
posisi bajak singkal sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada
lahan yang akan dibajak.
- Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah dibalikkan sesuai dengan
keinginan.
- Lakukan
pengukuran
- Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2.
Tabulasi
Data/ Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 53,54 detik
-
Lebar : 28 cm
-
Kedalaman : 10 cm
Alur
2
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 38,2 detik
-
Lebar : 29 cm
-
Kedalaman : 15 cm
5.2.3.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh
= waktu alur 1 + waktu alur 2 /2
-
Rata-rata waktu tempuh=
53,54 detik + 38,2 detik / 2
-
Rata-rata waktu tempuh=
45,87 detik
-
Kecepatan(V)=
jarak/waktu
-
Kecepatan(V)= 20 m/
45,87 detik
-
Kecepatan(V)= 0,44
m/detik
5.2.4. Hasil
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal =
0,025 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian
traktor dan bajak singkal sampai benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian
traktor
-
Lumuri semua baut
dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
-
Sebelum disimpan ada
baiknya lepaskan bajak singkal dari traktor.
-
Pastikan tuas kopling
dalam keada on agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan
bajak singkal di tempat yang aman
C.
1.
Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor)
2. Alat/ Mesin Yang
Digunakan
-
Taktor tangan (hand tractor)
-
Glebek/ Harrow Rotor
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
-
Air minum
-
Tali
-
Pasak
4. Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
Shoe safety/sepatu boot
-
Topi pelindung
-
Masker (jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum
dioperasikan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen
-
Persiapan peralatan tangan
-
Mempersiapkan Glebek/
Harrow Rotor dan memasang jika sudah tiba dilahan
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang
Glebek/ Harrow Rotor dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau
“rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada
posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi
aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”,
sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan
kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran
pada saat engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu
putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke
atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator,
untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan
menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas
sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang
miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle”
atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih
selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan
Glebek/ Harrow Rotor sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada
lahan yang akan dibajak.
15. Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah gembur sesuai dengan keinginan.
16. Lakukan
pengukuran
17. Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/
Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 42,83 detik
-
Lebar : 117 cm
-
Kedalaman : 7 cm
Alur
2
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 39,17 detik
-
Lebar : 120 cm
-
Kedalaman : 6 cm
5.2.3.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh
=
-
Rata-rata waktu tempuh=
-
Rata-rata waktu tempuh=
41 detik
-
Kecepatan(V)=
jarak/waktu
-
Kecepatan(V)= 20 m/ 41
detik
-
Kecepatan(V)= 0,488
m/detik
5.2.4. Hasil
-
HPI glebek=
-
HPI glebek =
-
HPI glebek =
-
HPI glebek = 0,009 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian
traktor dan glebek sampai benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian
traktor dan glebek
-
Lumuri semua baut
dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
-
Sebelum disimpan ada
baiknya lepaskan glebek dari traktor.
-
Pastikan tuas kopling
dalam keada on agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan
glebek di tempat yang aman
D.
1.
Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller)
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
-
Taktor tangan (hand
tractor)
-
Garu/Leveller
-
Pengait
-
Meteran
-
Roda besi(wheel)
-
Kunci 19
-
Pena
-
Buku
-
stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
-
Air minum
-
Tali
-
Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
-
Kotak P3K
-
Sarung tangan
-
Sepatu safety
-
Topi pelindung
-
Masker (jika perlu)
-
Baju lengan panjang
-
Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
-
Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
-
Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
-
Memeriksa bahan bakar
-
Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
-
Memeriksa saringan udara
-
Memeriksa sistem pendingin
-
Memeriksa tuas kendali/kontrol
-
Memeriksa tekanan ban
-
Memeriksa sistem pelumasan
-
Memeriksa implemen
-
Persiapan peralatan tangan
-
Mempersiapkan Garu/Leveller
dan
memasang jika sudah tiba dilahan
5.2.
Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang
Garu/Leveller dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau
“rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada
posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi
aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”,
sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan
kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran
pada saat engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu
putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke
atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator,
untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan
menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas
sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang
miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle”
atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih
selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan
Garu/Leveller sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada lahan yang
akan dibajak.
15. Lakukan
berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah bersih dari sisa pengolahan.
- Lakukan pengukuran
17. Matikan
taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran
Alur 1
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 30,89 detik
-
Lebar : 105 cm
-
Kedalaman : 5 cm
Alur 2
-
Jarak tempuh : 20 meter
-
Waktu tempuh : 32,11 detik
-
Lebar : 110 cm
-
Kedalaman : 7 cm
5.2.4.
Perhitungan
-
Rata-rata waktu tempuh
=
-
Rata-rata waktu tempuh=
-
Rata-rata waktu tempuh=
31,5 detik
-
Kecepatan(V)=
jarak/waktu
-
Kecepatan(V)= 20 m/ 31,5
detik
-
Kecepatan(V)= 0,63
m/detik
5.2.4. Hasil
-
HPI garu=
-
HPI garu=
-
HPI garu=
-
HPI garu= 0,011 (HP)
5.
3. Perawatan Alat/Mesin
-
Cuci semua bagian
traktor dan garu sampai benar-benar bersih.
-
Periksa semua bagian
traktor dan garu
-
Lumuri semua baut
dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
-
Sebelum disimpan ada
baiknya lepaskan garu dari traktor.
-
Pastikan tuas kopling
dalam keada on agar per nya tidak mudah rusak.
-
Simpan traktor dan garu
di tempat yang aman
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Pengolahan tanah dapat dipandang
sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah
sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia.
2.
Pengolahan tanah sangat
penting dalam kegiatan pertanian
3.
Traktor roda dua
merupakan alat/mesin pengolahan tanah yang cukup efektif dalam pengolahan
tanah.
4.
Bajak singkal, glebek
dan garu merupakan alat/implement pendukung traktor roda dua dalam proses
pengolahan tanah.
B.
Saran-Saran.
1. Kepada
mahasiswa yang akan melakukan praktek selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan
kelengkapan kesehatan dan keselamatan kerja(K3).
2. Untuk
kegiatan praktek selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan SOP (standar
operasional prosedur).
3. Perlunya
peralatan lengkap jika ingin melakukan pengambilan data lapangan.
4. Kebersihan
terhadap alat dan mesin harus benar-benar diperhatikan.
5. Perlu
adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1983, Mekanisasi
Pertanian, Jakarta.
Anonymous,
1970 “ laporan survey mesin dan alat pada
pertanian padi di indonesia”, Fakultas Mekanisasi Dan Teknologi Hasil
Pertanian-IPB., Bogor.
Dahono dkk, 1997,
Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan
Teknik IV, Jakarta
Mulyoto H dkk, 1996,
Mesin-Mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta
Soedijanto,
1971. “ Laporan tentang kegiatan Dinas
Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian “, Direktorat Teknik Pertanian,
Jakarta,.
Soeprodjo,
P., 1974. “Cara-Cara Menentukan Ukuran
Utama Traktor Untuk Pengolahan Tanah”. Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Wijanto,
M.S., 1996, Memilih; Menggunakan; Dan Merawat
Traktor Tangan,
LAMPIRAN
Pengambilan Data
Lapangan
Judul Praktek :
Pengolahan
Tanah
Nama Alat/Mesin : 1. Traktor Roda Dua(Hand Tractor)
2. Bajak Singkal
3. Glebek
4. Garu
Spesifikasi Alat/Mesin(Lengkap) :
No
|
Pengukuran
|
Lajur
|
Keterangan
|
1
|
2
|
1
|
Lebar kerja alat/mesin 1
|
28
|
29
|
|
2
|
Lebar kerja alat/mesin 2
|
117
|
120
|
|
3
|
Lebar kerja alat/mesin 3
|
105
|
110
|
|
4
|
Jumlah nilai kolom
|
250
|
259
|
|
5
|
Rata-rata nilai kolom
|
250:3=83,33
|
259:3=86,33
|
|
6
|
Total Rata-rata nilai kolom
|
(83,33+
86,33)/2 =84,83
|
L=cm
|
|
7
|
Kedalaman kerja alat/mesin 1
|
10
|
15
|
|
8
|
Kedalaman kerja alat/mesin 2
|
7
|
6
|
|
9
|
Kedalaman kerja alat/mesin 3
|
5
|
7
|
|
10
|
Jumlah nilai kolom
|
22
|
28
|
|
11
|
Rata-rata nilai kolom
|
22:3=7,33
|
28:3=9,33
|
|
12
|
Total Rata-rata nilai kolom
|
(7,33+9,33)/
2=8,33
|
d=cm
|
|
13
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 1
|
20
|
20
|
Meter
|
14
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 1
|
53,54
|
38,2
|
Detik
|
15
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 1
|
(0,37+0,52)/
2=0,44
|
V=m/det
|
16
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 2
|
20
|
20
|
Meter
|
17
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 2
|
42,83
|
39,17
|
Detik
|
18
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 2
|
(0,47+0,51)/
2=0,49
|
V=m/det
|
19
|
Jarak tempuh kerja alat/mesin 3
|
20
|
20
|
Meter
|
20
|
Waktu tempuh kerja alat/mesin 3
|
30,89
|
32,11
|
Detik
|
21
|
Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 3
|
(0,65+0,62)/
2=0,63
|
V=m/det
|
|
22
|
Draft spesifik tanah
|
0,7422
|
Ds=kg/
|
|
23
|
Eff. Pener. Daya engine kedaya
|
63
|
Efl=%
|
|
24
|
Berat traktor + mesin
|
98+98=196
|
W=kg
|
|
25
|
Rolling resistance
|
30
|
Rr=%
|
|
26
|
Eff. Pener. Daya engine keroda
|
71
|
Ef2=%
|
|
27
|
Toleransi pengguna daya
|
30
|
Tl=%
|
|
PERSAMAAN PERHITUNGAN DAYA
HP =
x (HP1
+HP2)
Keterangan:
HP = Daya Total (HP)
HP1 = Daya Untuk Menarik Alat/Implement (HP)
HP1 = Daya Untuk Menggerakkan Traktor/Mesin
Sendiri (HP)
Tl = Toleransi Pengguna Daya (%)
-
HP=
x0,025 + 0,919
-
HP=
x 0,944
-
HP= 1,348
HP bajak
singkal=
Keterangan:
dS = Draft Penggaruan(kg/m)
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam
Pembajakan (cm)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal=
-
HP1bajak singkal =
0,025 (HP)
HPl
garu =
keterangan:
dc = Draft Cultivator Per Mata Cultivator
(kg/bh)
n = Jumlah Mata Cultivator (bh)
V = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
-
HPI garu=
-
HPI garu=
-
HPI garu=
-
HPI garu= 0,011 (HP)
HPl
bajak rotari =
keterangan:
tsp = Torsi Spesifik Pembajakan (kg m/
)
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam
Pembajakan(cm)
rpm = Jumlah Putaran Pisau Rotari Per
Menit(.../menit)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Alat/Implement (%)
HP2=
keterangan:
W = Berat Traktor (kg)
Rr = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
l = Rolling Resistance (%)
Ef2 = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke
Roda(%)
-
HP2=
-
HP2=
-
HP2= 0,919